adaptasi sistem pencernaan pada bayi baru lahir
Halini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan Pada bayi baru lahir, otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus berkembang dengan cepat sampai usia dua tahun. Mereka bermanfaat melindungi sistem pencernaan terhadap bakteri patogen, dan membantu untuk
Perubahananatomis dan adaptasi Fisiologis pada saat kehamilan trimester III menurut Oktaviani (2017): 1. Sistem reproduksi a. Uterus Pada trimester ketiga kehamilan, besar uterus bergantung pada pertumbuhan janin dan ukuran hasil konsepsi lainnya seperti plasenta dan cairan amnion, yang dapat dideteksi dengan melakukan
Bayilahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra
Apasaja proses adaptasi fisiologi sistem pencernaan yang dialami ibu hamil ? Bayi intra uterin baru membentuk sistem imun pada usia kemahilan sekitar 12 minggu, kemudian meningkat dan pada kehamilan 26 minggu hampir sama dengan sistem imun pada ibu hamil itu sendiri. mendapatkan adanya bayi dengan hidrop sebesar 85% pada bayi yang
Padapemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan kesegaranya, ada tidaknya simpul dan apakah terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1 % dari bayi baru lahir hanya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15 % dari pada mempunyai satu atau lebih kelainan konginetal terutama pada sistem pencernaan, urogenital, respiratorik atau kardiovaskuler.
Refleksmengejan atau mengerang pada bayi baru lahir biasanya berhubungan dengan sistem pencernaannya. Ini bisa terjadi sebagai bentuk adaptasi bayi terhadap ASI atau susu formula yang ia konsumsi. Sembelit membuat sistem pencernaan bayi bekerja lebih keras untuk melawan rasa tidak nyaman di perutnya untuk mengeluarkan feses. Ini juga bisa
21.4.2. Perubahan Sistem Pencernaan Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan
Sebuahstudi di Iran dengan subjek bayi baru lahir hingga anak berusia 8 tahun melaporkan prevalensi kelainan kongenital 29,4 tiap 1000 kelahiran hidup, yang meliputi kelainan fungsi dengan atau tanpa defek struktural. Kelainan kongenital sistem saraf pusat tercatat sebanyak 26 dari 220 bayi lahir hidup,
Pembentukanenzim sistem pencernaan pada neonatus • Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia gestasi. •Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak (Jensen et al., 2004).
adaptasifisiologis pada sistem pencernaan pada kehamilan; adaptasi fisiologis sistem integumentum pada kehamilan; penentuan usia kehamilan hingga estimasi tanggal kelahiran. bidan yang baik juga harus mampu memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri serta mampu memberikan asuhan kepada bayi yang baru lahir. Asuhan yang dilakukan
. Pencernaan bayi baru lahir tentu berbeda dengan pencernaan orang dewasa. Bayi baru lahir masih mempunyai lambung yang masih sangat kecil, sistem pencernaan bayi baru lahir pun belum mampu mencerna berbagai makanan dengan baik. Oleh karena itu, makanan untuk bayi baru lahir harus diperhatikan dengan baik, tidak sembarangan dan tidak dalam porsi yang sangat besar. Pencernaan bayi baru lahir belum kuat dan belum matang, serta sangat rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, pada awal masa setelah kelahiran bayi, orangtua harus memerhatikan dengan baik apa saja dan berapa banyak yang masuk ke dalam mulut bayi. Apapun yang masuk ke dalam mulut bayi, nantinya akan diolah dalam sistem pencernaan bayi. Ukuran lambung bayi masih kecil Ukuran lambung bayi baru lahir juga masih kecil, hanya sebesar kelereng. Hanya mampu menampung cairan sebesar 60-90 ml. Lama-kelamaan, ukuran lambung ini bertambah menjadi sebesar telur di usia 1 bulannya. Jadi, jangan heran bayi baru lahir menyusu sangat sedikit karena memang ukuran lambungnya masih kecil dan belum mampu untuk menampung lebih banyak makanan. Biasanya bayi baru lahir akan menyusu dalam jumlah sedikit tapi lebih sering. Ini merupakan cara bayi dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya. Beranjak besar, bayi akan menyusu lebih banyak tapi frekuensi menyusunya menurun. ASI adalah yang terbaik diberikan pada saat ini karena mengandung kadar lemak yang tinggi, sehingga dapat memberikan kalori yang cukup untuk bayi. Sistem pencernaan bayi belum matang Pada awal-awal kehidupan bayi, ia belum mempunyai semua enzim yang ia butuhkan untuk mencerna makanan. Walaupun bayi baru lahir dapat mencerna karbohidrat, protein, dan lemak, tapi pankreas bayi belum sepenuhnya berkembang. Pankreas bayi baru lahir belum bisa menghasilkan enzim yang diperlukan untuk memecah karbohidrat kompleks atau pati sampai bayi berusia sekitar 3 bulan. Namun, bayi terbantu dengan adanya enzim dalam ASI dan air liur bayi. Selain itu, secara fisik, katup kerongkongan bayi juga masih belum sempurna. Katup ini mengontrol masuknya makanan dari mulut ke lambung bayi. Sehingga, makanan yang sudah ada di lambung bayi dapat dengan mudah naik lagi ke kerongkongan. Akibatnya bayi sering gumoh, tapi ini merupakan hal yang umum terjadi. Ginjal bayi juga belum sepenuhnya matang, sehingga bayi berisiko mengalami dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan ketidakcukupan penyerapan nutrisi. Bayi belum bisa melindungi dirinya dari infeksi Normalnya, saluran pencernaan manusia mempunyai lapisan lendir yang mampu melindunginya dari mikroba dan kontaminan lain yang mungkin ada dalam makanan.
Kesehatan bayi pada kelanjutan perkembangan dan pertumbuhannya sangat ditentukan oleh kesehatannya saat lahir dan hari-hari pertama kehidupan di luar rahim. Masa transisi dari fetus ke kehidupan neonatal merupakan periode yang sangat kritis. Bayi akan mengalami berbagai perubahan fisiologis untuk beradaptasi dengan lingkungan luar rahim. Salah satu proses adaptasi fisiologis yang harus dilakukan bayi dan diidentifikasi oleh perawat selama periode transisi ini adalah adaptasi sistem gastrointestinal. Feeding yang segera setelah kelahiran sangat penting dalam hubungannya untuk mendukung proses adaptasi kehidupan ekstra-uteri sistem gastro-intestinal bayi baru lahir BBL karena bermanfaat untuk merangsang peristaltik usus sehingga isi usus dapat segera dikeluarkan. Feeding yang sangat tepat adalah kolostrum.
Saat lahir, bayi Ibu sudah memiliki sistem pencernaan yang sudah sepenuhnya terbentuk namun belum sempurna dan sudah siap untuk mencerna nutrisi pertamanya. Nutrisi dalam ASI akan membantu sistem pencernaan si kecil berkembang di hari, bulan, dan tahun yang akan datang. Apa yang bisa Ibu harapkan saat ini? Dalam 24 jam pertamanya setelah lahir, saluran pencernaan bayi akan mencerna asupan untuk pertama kalinya. Perlu diingat 1. Bayi yang baru lahir memiliki kapasitas lambung seukuran kelereng Namun Ibu jangan khawatir karena lambung si Kecil akan terus membesar dalam beberapa hari selanjutnya. 2. Dinding perut si kecil agak kaku dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran Oleh karena itu asupan yang dicerna akan bergerak perlahan dari lambung ke usus. 3. Bayi ibu hanya akan bisa menelan sekitar tiga sendok makan ASI di hari pertamanya Pada Ibu yang menyusui untuk enam bulan pertama atau kedepannya, si kecil mungkin ingin meminum susu setiap jam. Alasan lain untuk menyusui lebih sering dalam jumlah yang kecil adalah pada mulanya payudara Ibu menghasilkan ASI dalam jumlah kecil dengan protein tinggi dan kaya dengan antibodi yang disebut kolostrum. Bayi baru lahir memiliki 4 refleks yang berhubungan dengan pencernaan yang membantu saat makan atau menyusui 1. Refleks mencari puting Memudahkan si kecil untuk mencari dan melekat pada puting. Kontak kulit antar Ibu dan si kecil Inisiasi Menyusui Dini dapat memicu refleks ini. 2. Refleks menghisap/menelan Mengkoordinasikan gerakan mulut dengan pernapasan, membantu si kecil untuk minum ASI dengan mudah. Refleks ini cukup kuat setelah lahir, dan para ahli menyarankan Ibu untuk segera menyusui 1 jam setelah melahirkan. 3. Refleks mendorong lidah membuat si kecil mendorong lidahnya ketika bibirnya menyentuh puting. Refleks ini memudahkan si kecil pada saat sedang menyusu. 4. Refleks muntah Menghalau makanan padat supaya tidak tertelan oleh si kecil yang berumur kurang dari 4 hingga 6 bulan. Pada saat yang sama, sistem pencernaan si kecil yang baru lahir bersiap-siap untuk pekerjaan barunya yaitu mencerna dan memproses ASI dengan cara-cara berikut ini 1. Meningkatkan asam lambung Kadar asam lambung berlipat ganda dalam 24 jam setelah kelahiran. Hal ini membantu memecah protein susu dalam lambung. 2. Memperbanyak laktase Hampir semua anak dilahirkan dengan kemampuan untuk menghasilkan laktase dalam jumlah yang besar, suatu enzim yang bekerja di usus untuk mencerna laktase yang tertinggi adalah saat kelahiran, kemudian turun selama tahun pertama. Untuk kebanyakan orang, tubuh berhenti memproduksi laktase yang cukup untuk mencerna susu pada masa kanak-kanak dan remaja. Baca juga Sistem Pencernaan Bayi di Bulan Pertama
TINJAUAN PUSTAKA ADAPTASI SISTEM GASTROINTESTINAL BAYI BARU LAHIR DAN FEEDING SETELAH KELAHIRAN Ellyta Aizar Ibrahim* ABSTRAK Kesehatan bayi pada kelanjutan perkembangan dan pertumbuhannya sangat ditentukan oleh kesehatannya saat lahir dan hari-hari pertama kehidupan di luar rahim. Masa transisi dari fetus ke kehidupan neonatal merupakan periode yang sangat kritis. Bayi akan mengalami berbagai perubahan fisiologis untuk beradaptasi dengan lingkungan luar rahim. Salah satu proses adaptasi fisiologis yang harus dilakukan bayi dan diidentifikasi oleh perawat selama periode transisi ini adalah adaptasi sistem gastrointestinal. Feeding yang segera setelah kelahiran sangat penting dalam hubungannya untuk mendukung proses adaptasi kehidupan ekstra-uteri sistem gastro-intestinal bayi baru lahir BBL karena bermanfaat untuk merangsang peristaltik usus sehingga isi usus dapat segera dikeluarkan. Feeding yang sangat tepat adalah kolostrum. Efek laksatif dari kolostrum mendukung mempercepat evakuasi mekonium. Kegagalan dalam membersihkan mekonium dengan cepat mempertinggi reabsorbsi usus terhadap bilirubin sehingga dapat meningkatkan level bilirubin indirect. Keadaan ini dapat berpengaruh tidak baik terhadap kesehatan bayi baru lahir akibat peningkatan bilirubin indirect. Keywords adaptasi, ekstra uteri, feeding PENDAHULUAN Periode neonatus meliputi waktu dari sejak lahir sampai usia 28 hari, merupakan waktu penyesuaian dari kehidupan intrauteri ke ekstra-uteri Olds, et al., 1980. Setelah lahir neonatus BBL harus bisa melakukan perubahan fisiologis yang sangat besar untuk beradaptasi dengan kehidupan baru. Bayi harus berupaya agar fungsifungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai individu yang unik. Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa dilakukan sendiri Gorrie et al., 1998. Ketidakmampuan bayi beradaptasi dengan kehidupan ekstra-uteri mempengaruhi kondisi kesehatannya dan bahkan dapat berakibat fatal. Hal ini dapat terlihat dari Kematian neonatal terbanyak terjadi selama minggu pertama kehidupan Saifuddin, dkk., 2000. Selama minggu pertama tersebut, masa 24 jam pertama kehidupan adalah signifikan karena merupakan periode kritis, transisi dari kehidupan intrauteri ke ekstra-uteri. Secara statistik, risiko kematian dan kesakitan selama periode ini sangat tinggi Olds, et al., 1980. Perawat Penulis adalah * Dosen Keperawatan Maternitas PSIK FK USU Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006 43 Universitas Sumatera Utara harus mengidentifikasi perubahan fisiologis yang terjadi segera setelah bayi lahir sampai beberapa hari kemudian untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah dan abnormalitas Simpson & Creehan, 2001. Salah satu proses adaptasi fisiologis yang harus dilakukan bayi dan diidentifikasi oleh perawat selama periode transisi kehidupan fetus ke neonatus adalah adaptasi sistem gastrointestinal Gorrie et al., 1998. Adaptasi Sistem Gastrointestinal Bayi Baru Lahir BBL, newborns harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini Gorrie, et al., 1998. Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-rata sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa hari pertama kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam Olds, et al., 1980 untuk pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. Gorrie, et al., 1998. Spingter cardiac antara esophagus dan lambung pada neonatus masih immatur Olds, et al., 1980, mengalami relaksasi sehingga dapat menyebabkan regurgitasi makanan segera setelah diberikan Gorrie, et al., 1998. Regurgitasi juga dapat terjadi karena kontrol persarafan pada lambung belum sempurna Olds, et al., 1980. BBL mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar bayi dan jika dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan area permukaan untuk absorbsi lebih luas Gorrie, et al., 1998. Bising usus pada keadaan normal dapat didengar pada 4 kuadran abdomen dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat menangis dan sistem saraf simpatis merangsang peristaltik Simpson & Creehan, 2001. 44 Saat lahir saluran cerna steril. Sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar dan cairan mulai masuk, bakteri masuk ke saluran cerna. Flora normal usus akan terbentuk dalam beberapa hari pertama kehidupan Gorrie, et al., 1998 sehingga meskipun saluran cerna steril saat lahir, pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur dalam 5 jam setelah lahir. Bakteri ini penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K Olds, et al., 1980. Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak Jensen et al., 2004. Amilase pankreas mengalami defisiensi selama 3-6 bulan pertama setelah lahir. Sebagai akibat, BBL tidak bisa mencerna jenis karbohidrat yang kompleks seperti yang terdapat pada sereal. Selain itu BBL juga mengalami defisiensi lipase pankreas. Lemak yang ada di dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak yang terdapat pada susu formula Gorrie, et al., 1998. Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap, hitam kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan lengket. Mekonium terkumpul dalam usus fetus sepanjang usia gestasi, mengandung partikel-partikel dari cairan amnion seperti sel kulit dan rambut, sel-sel yang terlepas dari saluran cerna, empedu dan sekresi usus yang lain Gorrie, et al., 1998 & Olds, et al., 1980. Feses mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir. Jika tidak keluar dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus, bising usus dan distensi abdomen dan dicurigai kemungkinan obstruksi Gorrie, et al., 1998 & Simpson & Creehan, 2001. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006 Universitas Sumatera Utara Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi disebut feses transisional, bewarna coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari pada feses mekonium. Feses ini merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu. Keadaan feses selanjutnya sesuai tipe makanan yang didapat oleh bayi Gorrie, et a., 1980. Tabel berikut menjelaskan karaktertisik penting sistem pencernaan sebelum dan setelah lahir. Tabel 1. Karakteristik sistem pencernaan sebelum dan setelah kelahiran Sebelum lahir - gastrointestinal relatif inaktif. Fetus menelan cairan amnion dan memperlihatkan gerakan mengisap dan menelan dalam uterus. - tidak ada makanan yang diterima melalui - tidak terjadi pengeluaran feses. Pada keadaan hipoksis atau distres, spingter anal relaksasi dan mekonium terlepas kedalam cairan amnion, mengindikasikan fetal distres. Setelah lahir - bayi dapat mengisap dan menelan, mampu mencerna dan mengeliminasi Asi dan susu formula. - bayi mudah menelan udara selama makan dan menangis. - peristaltik aktif pada bagian abdomen yang lebih bawah karena bayi harus mengeluarkan feses. Tidak adanya feses dalam 48 jam pertama mengindikasikan obstruksi isi usus. Dikutip dari Burrough & Leifer 2001 Feeding Setelah Kelahiran Feeding pemberian makanan pertama jika memungkinkan diberikan saat melakukan pengkajian pada BBL. Perawat mengobservasi tanda-tanda yang dapat menggambarkan keadaan hubungan antara trakhea dan esophagus seperti ada tidaknya batuk, keadaan seperti tercekik dan sianosis. Selain pernafasan, mengisap dan menelan merupakan pengalaman tambahan baru setelah kelahiran. BBL biasanya mampu mengisap, menelan dan mengkoordinasi pernafasannya. Setelah lahir, BBL mengalami perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam beberapa fase yang tidak stabil. Selama jam-jam pertama BBL terus mengalami perubahan, dikenal dengan periode reactivity. Pengetahuan tentang periode ini membantu mendukung attachment orang tua-bayi dan pemberian feeding. Terdapat dua periode reactivity yang diselingi dengan periode tidur. Periode pertama reactivity dimulai setelah lahir. BBL berada dalam keadaan diam, bangun dan terjaga. Matanya dibuka dan waspada, berespons terhadap rangsangan, menggerakgerakkan tangan dan kaki dengan energik, berusaha mencari dan tampak lapar. Fase ini akan diikuti dengan dengan fase aktifsiaga. Selama fase aktif-siaga BBL akan memperlihatkan refleks isap yang kuat dan tampak lapar. Ini merupakan waktu yang sangat ideal untuk menyusui pertama. Setelah 30 menit bayi akan mengantuk, tidur dan akhirnya masuk periode tidur terlelap sekitar 2 sampai 4 jam. Selama waktu ini bayi tidak berespons, nadi dan respirasi turun pada nilai normal namun suhu mungkin rendah. Ketika BBL terbangun dari periode tidur, mereka masuk periode kedua reaktivity. Periode ini dapat berlangsung 4 sampai 6 jam. BBL bangun, siaga dan dapat menangis. BBL menjadi berkeinginan terhadap makanan, memperlihatkan aktivitas seperti mencari puting, mengisap dan menelan dan kelihatan lapar. Feeding mungkin dapat dimulai jika ia belum dimulai pada periode awal reactivity. Mekonium mungkin keluar selama periode ini. Sekresi mukus meningkat dan BBL dapat mengalami gag atau regurgitasi Gorrie, et al., 1998 & Burroughs & Leifer, 2001. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006 45 Universitas Sumatera Utara Pada beberapa fasilitas, bayi diberikan cairan air steril dalam jumlah sedikit sebelum diberikan feeding formula pertama. Fasilitas yang lain memberikan asi atau susu formula untuk semua feeding. Feeding pertama tidak lebih dari 1 ons untuk mengurangi regurgitasi karena overdistensi abdomen. Beberapa bayi dapat mengalami cekukan atau gag selama feeding permulaan dan sebagian yang lain dapat mengalami kebiruan atau sianosis karena terjadi apnea saat pemberian feeding. Pada keadaan ini perawat menghentikan sementara pemberian makanan, disuction jika perlu dan bayi dirangsang agar menangis dengan menggosok-gosok bagian belakang badannya. Banyak BBL yang belajar mengkoordinasikan isapan, menelan dan bernafas saat feeding pertama Gorrie et al., 1998. Feeding menyebabkan BBL mempunyai stool. Peristaltik menjadi cepat dan meningkat dengan pemberian makanan. Reflek gastrokolik dapat terangsang saat lambung terisi, menyebabkan peningkatan peristaltik usus. Bayi akan mengeluarkan feses selama atau setelah pemberian makanan. Feses mekonium juga dapat keluar ketika dilakukan pengukuran suhu rektal. Meskipun pemeriksaan suhu rektal tidak direkomendasikan, termometer dapat dimasukkan dengan hati-hati ke dalam rektum untuk mengetahui patensi anus dan merangsang pengeluaran feses mekonium Gorrie et al., 1998. 46 Keterlambatan feeding menyebabkan stasis usus sehingga isi usus yang mengandung mekonium lama dikeluarkan. Mekonium merupakan penyimpan bilirubin dalam jumlah yang sangat besar dan ini dapat diabsrobsi kembali ke dalam sirkulasi jika tertunda dieliminasi. Kegagalan dalam membersihkan mekonium dengan cepat mempertinggi reabsrobsi usus dan meningkatkan bilirubin serum Simpson & Creehan, 2001. Hal ini dapat terjadi karena bilirubin direct yang ada dalam mekonium dikonversi ulang oleh enzim beta glukoronidase menjadi bilirubin indirect, diabsrobsi oleh dinding usus dan masuk kembali ke sirkulasi enterohepatik. Efek proses ini adalah joundice pada BBL Melson et al., 1999. Rutinitas beberapa rumah sakit dalam pola pemberian feeding pada BBL berkontribusi terhadap tingginya level bilirubin. Sistem yang tidak mendukung rooming in mengurangi jumlah pemberian feeding seperti penjadwalan pemberian feeding Simpson & Creehan, 2001. Menyusui dini yang efisien berkorelasi dengan penurunan kadar bilirubin darah. Kadar protein yang tinggi di dalam kolostrum mempermudah ikatan bilirubin dan kerja laksatif kolostrum untuk perjalanan mekonium bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004. Skema berikut menggambarkan hubungan antara feeding setelah kelahiran dengan pengeluaran mekonium dan level bilirubin indirect dalam serum setelah kelahiran. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006 Universitas Sumatera Utara Skema 1. Hubungan feeding setelah kelahiran dengan penurunan level bilirubin setelah kelahiran Feeding segera setelah kelahiran Peningkatan peristaltik usus Eksresi mekonium waktu & jumlah Eksresi mekonium; waktu & jumlah Penurunan bilirubin indirect Jenis Feeding • kolostrum • susu formula • air steril Intervensi pengukuran suhu rectal KEPUSTAKAAN Burroughs A & Leifer G. 2001. Maternity Nursing an Introductory Text. 8 th edition. Gorrie McKinney & Murray 1998. 2nd edition. Foundation of Maternal–Newborn Nursing. Philadelphia. Saunders Company. Hastono, 2001. Modul Analisa Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penurunan bilirubin indirect Melson A. Katrryn et al., 1999. MaternalInfant Care Planning. Pennsylvania, Springhouse Cooporation. Philadelphia. Saunders Company. Simpson & Creehan 2001. Perinatologi Nursing. Lippincott, Philadelphia. Thomson, E. 1995. Introduction to Maternity and Pediatric Nursing 2nd edition. WB. Saunders. USA. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006 47 Universitas Sumatera Utara
MODULMateri Adaptasi Sistem Pencernaan Neonatus A. Pengertian Sistem pencernaan neonatus Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan pengunyahan,penelanan, dan pencampuran dengan enzim dan zat cair yang terbentang dari mulai mulut oris sampai anus. Bayi Baru Lahir BBL, newborns harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini Gorrie, et al., 1998. B. Faktor Yang Berperan dalam Sistem Pencernaan Neonatus Susunan saluran pencernaan terdiri dari - Esofagus kerongkongan b. Pembentukan enzim sistem pencernaan pada neonatus Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak Jensen et al., 2004. Amilase pankreas mengalami defisiensi selama 3-6 bulan pertama setelah lahir. Sebagai akibat, BBL tidak bisa mencerna jenis karbohidrat yang kompleks seperti yang terdapat pada sereal. Kolostrum terutama kaya akan amilase mamaria. Perkembangan aktifitas laktase berlangsung relatif lambat dan mencapai tingkat adekuat pada usia gestasi 36 minggu, namun banyak bayi prematur dapat mencerna laktosa dengan memuaskan karena laktosa yang diserap dapat dicerna oleh bakteri kolon menjadi asam lemak rantai pendek, yang kemudian dapat diserap sehingga energi dapat diselamatkan. Selain itu BBL juga mengalami defisiensi lipase pankreas. Lemak yang ada di dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak yang terdapat pada susu formula Gorrie, et al., 1998. Usus bayi baru lahir relative tidak matur. Sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih tipis dan kurang efisien dibandingkan pada orang dewasa sehingga gelombang peristaltic tidak dapat diprediksikan. Lipatan dan vili dinding usus belum erkembang sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus bayi baru lahir tidak berganti dengan cepat sehingga meningkatkan absorbs yang paling efektif. Awal pemberian makan oral menstimulasi lapisan usus agar matur dengan meningkatkan pergantian sel yang cepat dan produk enzimmikrovilus, seperti amylase, tripsin, dan lipase pancreas. Dukungan bidan untuk pemberian makan segera pada bayi baru lahir membantu maturasi kemampuan usus halus ini. C. Adaptasi fisiologis sistem pencernaan neonatal Bayi Baru Lahir BBL, newborns harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini Gorrie, et al., 1998. Intrauteri Janin mulai menunjukkan aktifitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14 minggu. Gerakan menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu. Cairan empedu mulai diproduksi sejak akhir trimester pertama, diikuti denga seluruh enzim-enzim pencernaan lainnya. Proses pencernaan belum terjadi secara aktif inaktif. Kebutukan janin akan nutrisi tidak dipenuhi dengan sistem pencernaannya tetapi diperoleh dari plasenta. Refleks makan pada janin didalam kandungan sudah mulai terlihat dari kegiatan menelan amnion dan menghisap. Mekonium, isi yang utama terutama pada saluran pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minngu, mekonium tidak dikeluarkan selama janin berada didalam uterus tidak terjadi proses defekasi hanya urin mekonium karena peristaltik belum aktif kecuali pada fetal distres. Pada janin yang mengalami fetal distres, terjadi penekanan pada abdomen dan spingter anal mengalami relaksasi sehingga mekonium yang tersimpan dalam usus keluar dan bercampur air ketuban. Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia gestasi sudah mulai dibentuk untuk mempersiapkan kelahiran kehidupan janin ekstrauterin. Oksigenasi janin utama tetap berasal dari sirkulasi maternal-fetal melalui plasenta dan tali pusat. Ekstrauterine Neonatus aterm mampu mencerna dan menyerap susu dari lahir. Faktor pertumbuhan spesifik-spesies di air susu penting untuk mendorong perkembangan pencernaan pasca natal. Usus neonatus memiliki kapasitas pencernaan dan penyerapan yang imatur tetapi terdapat sejumlah mekanisme kompensasi, terutama untuk bayi yang medapat air susu ibu Lebenthal & Leung, 1988. Spingter cardiac antara esophagus dan lambung pada neonatus masih immature Olds, et al., 1980, mengalami relaksasi sehingga dapat menyebabkan regurgitasi makanan segera setelah diberikan Gorrie, et al., 1998. Regurgitasi juga dapat terjadi karena kontrol persarafan pada lambung belum sempurna Olds, et al., 1980. Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-rata sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa hari pertama kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam Olds, et al., 1980 untuk pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. Gorrie, et al., 1998. BBL mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar bayi dan jika dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan area permukaan untuk absorbsi lebih luas Gorrie, et al., 1998. Bising usus pada keadaan normal dapat didengar pada 4 kuadran abdomen dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat menangis dan system saraf simpatis merangsang peristaltic Simpson & Creehan, 2001. Saat lahir saluran cerna steril. Sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar dan cairan mulai masuk, bakteri masuk ke saluran cerna. Flora normal usus akan terbentuk dalam beberapa hari pertama kehidupan Gorrie, et al., 1998 sehingga meskipun saluran cerna steril saat lahir, pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur dalam 5 jam setelah lahir. Bakteri ini penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K Olds, et al., 1980. Refleks Makan Sejak lahir, seorang bayi normal dapat menghisap dari puting payudara, menyalurkan air susu ke bagian belakang mulut dan menelannya selama 5-10 menit sambil bernafas normal. Terdapat program reflek dan perilaku bawaan, yang menjadi semakin jelas dalam sekitar satu jam setelah persalinan, termasuk kemampuan bergerak dari perut ibu ke payudara, aktifitas tangan terkoordinasi, gerakan mencari puting payudara, melekat kepayudara, dan makan secara rakus sebelum bayi tidur. Sentuhan pada langit-langit memicu reflek menghisap. Neonatus memperlihatkan kerja rahang ritmik, yang memicu tekanan negatif dan kerja peristaltik lidah dan rahang memeras air susu dari payudara dan memindahkannya kekerongkongan yang kemudian memicu reflek menelan. Pada neonatus normal, refleks menyusu ini kuat saat lahir dan sudah tampak pada bayi premature sejak usia sekitar 32 minggu sekitar 1200g. Bayi yang sangat prematur dan mereka yang beresiko sakit atau berat lahirnya sangat rendah memperlihatkan penurunan yang mencolok atau tidak adanya refleks. Bayi lain yang mengalami masalah makan misalnya mereka mengidap gangguan fisik misalnya bibir atau langit-langit sumbing dan mereka yang terkena sedasi atau analgesia obstetrik atau stres berat saat persalinan. Reflek menghisap dan menelan dibantu oleh konfigurasi morfologis mulut neonatus yang khusus, langit-langit lunaknya secara proporsional lebih panjang. Neonatus juga memiliki refleks ekstrusi sebagai respon terhadap adanya bahan padat atau setengah padat didalam mulutnya. Refleks ini hilang pada usia 4-6 bulan dan diganti oleh suatu pola gerakan menggigit ritmik yang bersamaan dengan tumbuhnya gigi pertama pada usia 7-9 bulan. Defekasi Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap, hitam kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan lengket. Pengeluaran mekonium, suatu campuran mukus, sel epitel, asam lemak, dan pigmen empedu yang menyebabkan warna khas hitam kehijauan. Mekonium berasal dari 1. Sel-sel mukosadinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi dan rontok 2. Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna,mulai dari saliva sampai enzim-enzim pencernaan 3. Cairan amnionyang diminum janin, yang kadang juga mengandung lanugo dan sel-sel dari kulit janin atau membran amnion yang rontok. Feses mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir. Jika tidak keluar dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus, bising usus dan distensi abdomen dan dicurigai kemungkinan obstruksi Gorrie, et al., 1998 & Simpson & Creehan, 2001. Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi disebut feses transisional, bewarna coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari pada feses mekonium. Feses ini merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu. Keadaan feses selanjutnya sesuai tipe makanan yang didapat oleh bayi Gorrie, et a., 1980. Kolon pada bayi baru lahir kurang efisien menyimpan cairan dari pada kolon orang dewasa sehingga bayi baru lahir cenderung mengalami komplikasi kehilangan cairan. Kondisi ini membuat penyakit diare kemungkinan besar menjadi serius pada bayi muda. Tabel berikut menjelaskan karaktertisik penting sistem pencernaan sebelum dan setelah lahir. Tabel 1. Karakteristik sistem pencernaan sebelum dan setelah kelahiran Aspek Intrauteri Ekstrauteri Sistem Gastrointestinal Relatif Inaktif tidak ada makanan yang diterima melalui organ gastrointestinal Aktif ada makanan yang masuk melalui organ gastrointestinal Reflek makan Sudah ada, bayi Menelan cairan amnion dan memperlihatkan gerakan menghisap Ada dan semakin baik, Bayi sudah mampu mencerna dan mengeliminasi ASI atau susu formula Refleks peristaltik dan Defekasi Pada bagian bawah abdomen refleks peristaltik tidak aktif sehingga tidak terjadi pengeluaran mekonium. Kecuali pada fetal distres air ketuban bercampur mekonium Pada bagian bawah abdomen peristaltik sudak aktif, sehingga bayi mengeluarkan feses. Tidak adanya feses dalam 48 jam pertama mengidikasikan obstruksi isi usus a. Coad & Dunstall. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. c. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006. Penulis Dosen Keperawatan Maternitas PSIK FK USU.
Jadi... inilah alasan mengapa bayi baru boleh makan makanan padat di usia 6 bulanSaat baru lahir, pencernaan bayi masih belum berfungsi sepenuhnya. Dalam enam bulan pertama, pencernaan bayi masih sangat rentan terhadap infeksi. Apapun yang masuk ke dalam saluran pencernaannya, belum siap melawan bakteri dan patogen. Namun, sistem pencernaan bayi akan mengalami perubahan seiring kemampuannya memproduksi enzim untuk mencerna makanan. Antibodi pun berkembang, berfungsi untuk melindungi sistem pencernaannya. Lalu, seperti apa sih perkembangan pencernaan bayi? Berikut merangkum tahapannya, dilansir dari Usia 0-1 bulan Lambung kecil memengaruhi transisi asupan makanan dari plasenta ke ASIFreepik/KamranAydinovSelama dalam kandungan, bayi menerima nutrisi dan membuang sisanya melalui plasenta. Saat lahir, perubahan terjadi tiba-tiba padahal sistem pencernaannya belum matang. Akibatnya, bayi Mama mungkin kehilangan hingga 10 persen berat tubuhnya di hari-hari pertama kehidupannya karena sistem pencernaannya sedang menyesuaikan diri. Karena perut bayi baru lahir kecil, bayi Mama perlu sering menyusu. ASI merupakan makanan penuh lemak yang paling efisien dicerna bayi untuk memenuhi kebutuhan kalorinya. Tiap ons lemak dalam ASI mengandung lebih dari dua kali lebih banyak kalori, ketimbang protein atau Picks2. Usia 0-3 bulan Pankreas dan ginjal belum sempurna sehingga berisiko bayi yang baru lahir sebenarnya dapat mencerna karbohidrat, protein serta lemak, pankreasnya belum sepenuhnya berkembang. Akibatnya, bayi menghasilkan tingkat enzim pencernaan yang lebih rendah. Beruntungnya, ada enzim dalam ASI dan air liur bayi yang membantu melengkapi kekurangan esofagus bayi yang baru lahir masih kurang berkembang. Katup ini berfungsi untuk mengontrol masuknya makanan ke dalam perut bayi Mama. Inilah mengapa bayi sering muntah sehabis menyusu. Pencernaan yang belum matang ini, bersamaan dengan keadaan ginjal bayi yang belum sempurna, membuatnya berisiko mengalami dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan kurangnya penyerapan nutrisi. 3. Usia 0-3 bulan Lapisan pelindung pencernaan belum matang sehingga berisiko infeksiPixabay/CherylholtSistem pencernaan manusia memiliki lapisan lendir yang melindungi saluran pencernaan dari mikroba dan kontaminasi lain yang mungkin terdapat dalam makanan atau bayi, lapisan pelindung ini belum matang sempurna sehingga bayi berisiko tinggi mengalami infeksi. Antibodi dalam ASI membantu melindungi bayi hingga lapisan mukosa pencernaannya matang dan tubuhnya mampu menghasilkan antibodi sendiri di usia sekitar enam Usia 0-4 bulan Lapisan usus yang penuh bakteri baik semakin berkembangFreepik/ dan mineral membantu sistem pencernaan bayi agar lekas sempurna. Tetapi ingat, Ma, jangan memberinya suplemen atau makanan yang mengandung zat besi sebelum usia enam bulan. Zat besi tambahan ini akan mengurangi kemampuannya menyerap zat besi dari ASI atau susu formula. Dalam enam bulan pertama, ASI penting untuk kematangan pencernaan bayi karena mengandung faktor pertumbuhan usus, yang membantunya mengembangkan koloni bakteri yang baik bagi usus. Bakteri ini membantu mencegah serangan patogen dan membantu lapisan usus anak berkembang dengan Usia 6-9 bulan Pencernaan bayi siap memasuki fase makanan padatFreepik/User6624752Meskipun mungkin bayi Mama menunjukkan keinginan mencicipi makanan padat, tetapi sebelum usia enam bulan sistem pencernaannya belum siap. Tubuh bayi belum menghasilkan tingkan enzim yang cukup untuk mencerna pati makanan sampai sekitar usia enam bulan. Sementara enzim yang bertugas mencerna karbohidrat tidak mencapai tingkat yang cukup sampai sekitar usia tujuh bulan. Garam lipase dan garam empedu yang membantu pencernaan lemak, belum mencapai kadar penuh sampai bayi berusia enam hingga sembilan usia empat hingga enam bulan, bayi memiliki 'usus terbuka', yang memungkinkan seluruh protein langsung menuju ke usus kecil dalam aliran darah. Sebetulnya, fungsi pembukaan ini adalah agar antibodi dari ASI memasuki aliran darah. Tetapi, molekul besar dari makanan padat juga dapat melewatinya yang justru dapat menimbulkan alergi atau membawa patogen. Sistem pencernaan merupakan salah satu organ tubuh manusia yang vital. Oleh karenanya penting untuk memahami perkembangannya dan mengikuti petunjuk kesehatan yang sesuai agar tidak menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari. Semoga informasi ini mencerahkan ya, juga6 Tanda yang Mengisyaratkan Bayi Mulai Siap Mengonsumsi Makanan Padat3 Gangguan Pencernaan Bayi yang Patut DiwaspadaiAwas! Ini 4 Masalah Pencernaan pada Bayi Beserta Cara Mengatasinya
0% found this document useful 0 votes167 views9 pagesDescriptionadaptasi sistem pencernaan pada neonatusCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes167 views9 pagesAdaptasi Sistem Pencernaan NeonatusJump to Page You are on page 1of 9 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Asupan makanan pada bayi menjadi satu hal krusial yang wajib mendapat perhatian khusus. Organ pencernaan yang belum dapat berfungsi secara optimal, mengharuskan Mama untuk cermat dalam memberikan asupan makanan. Sistem pencernaan bayi, pada awal usia kehidupannya, tentu tidak sama dengan ketika ia sudah anak-anak. Maka dari itu, Mama harus memahami makanan apa saja yang tepat untuk setiap fase tumbuh kembang si jarang karena satu dan lain hal, muncul gangguan pencernaan pada bayi baru lahir. Selama tidak mengkhawatirkan, hal ini tidak menjadi masalah. Gangguan tersebut biasanya terjadi karena sistem pencernaan bayi sedang mengalami adaptasi, terlebih pada usia di bawah 1 bulan, dimana lambung yang biasa mendapat asupan dari plasenta harus mulai bisa mencerna ASI secara terus bisa lihat uraian singkat di bawah ini untuk lebih mengenal bagaimana fase tumbuh kembang sistem pencernaan bayi, gangguan yang acap muncul, serta bagaimana ciri pencernaan Perkembangan Sistem Pencernaan BayiBaby photo created by gpointstudio – Usia 0 sampai 1 BulanSi Kecil biasanya akan mengalami penurunan berat badan hingga 10% berat lahirnya, karena sistem pencernaan bayi tengah melakukan adaptasi dengan asupan makanan yang baru. Penurunan berat ini wajar, karena dalam waktu singkat si Kecil akan mendapatkan berat badannya kembali. ASI memiliki kandungan lemak yang baik, dan menjadi asupan utama selama usia Usia 1 sampai 2 BulanPada usia ini, si Kecil akan mendapatkan tambahan enzim untuk mencerna Protein, Karbohidrat, dan Lemak dari lius dan ASI. Maka, asupan ASI tidak boleh sampai terlambat. Ia juga akan banyak mengalami muntah atau gumoh, karena katup esofagusnya belum dapat bekerja sempurna. Yang terpenting, Mama terus memberikan ASI secara rutin agar tubuhnya mendapatkan cukup Usia 2 sampai 3 BulanKandungan antibodi pada ASI bisa membantu melindungi dan membentuk lapisan lendir dalam sistem pencernaan bayi. Tidak jarang bayi pada usia ini juga mengalami infeksi ringan di bagian pencernaan, namun selama berat badannya tetap bertambah, Mama tak perlu khawatir. Tetap, ASI harus terus diberikan secara rutin dan Usia 3 sampai 4 BulanMeski perkembangan sistem perkembangan bayi dapat berjalan lebih baik dengan asupan vitamin dan mineral, namun hal ini tidak disarankan jika tanpa anjuran dokter. Pada usia ini, sistem pencernaan si Kecil mulai dapat menyerap nutrisi di dalam ASI dengan lebih baik, sehingga Mama jangan kaget jika si Kecil lebih sering Usia 4 sampai 6 BulanPada usia ini si Kecil masih memiliki usus yang dikatakan terbuka, dan memungkinkan semua jenis Protein di dalam aliran darah langsung mengarah ke ususnya. Fungsi utama dari terbukanya usus ini adalah agar antibodi pada ASI dapat memasuki aliran darah. Namun hal ini tidak jarang juga dibarengi dengan lewatnya molekul besar yang ada di makanan padat, sehingga membawa patogen yang menimbulkan resiko Usia 6 sampai 9 BulanNah ketika usianya sudah menginjak 6 bulan, maka si Kecil sudah siap diperkenalkan dengan MPASI atau makanan lain selain ASI. MPASI ini bisa berbentuk puree yang dibuat dari kukusan makanan padat, sehingga teksturnya lebih padat dari ASI namun tetap mudah dicerna oleh organ Sistem Pencernaan yang Sering Muncul pada BayiBaby photo created by jcomp – yang sudah Mama baca pada bagian pertama tadi, ada beberapa gangguan kesehatan pencernaan yang terkadang muncul seiring pertambahan usianya. Meski demikian, gangguan ini merupakan hal yang wajar, selama tidak mengganggu tumbuh kembang si Kecil secara umum. Beberapa jenis gangguan yang sering muncul adalah Feses yang terlalu encer, biasanya dikarenakan karena pencernaan belum dapat mencerna secara optimal atau terjadi infeksi ringan pada organ atau ASI yang dikonsumsi si Kecil dimuntahkan. Terlihat cukup mengganggu memang, namun bukan merupakan hal yang serius jika hanya terjadi buang air besar, terjadi karena pencernaan tidak berjalan lancar dan kurangnya cairan yang masuk di tubuh si makanan, hal yang cukup sering ditemui ketika si Kecil memiliki ketidakcocokan pada jenis makanan tertentu. Alergi bisa ditandai dengan munculnya bentolan di tubuh si Kecil, badan menjadi panas, atau gejala lain. Jika mulai mengkhawatirkan Mama bisa menghubungi dokter untuk bidang sistem pencernaan bayi dan Bagaimana Ciri Pencernaan Bayi Sehat?Sistem pencernaan bayi yang sehat dapat dilihat dari beberapa ciri yang tampak secara kasat mata. Artinya, gangguan pencernaan pada bayi baru lahir cenderung minimal, sehingga sama sekali tak mengganggu tumbuh kembang si Kecil sesuai dengan acuan yang diberikan dokter atau ahli gizi, artinya nutrisi yang masuk bisa diserap dengan baik oleh organ pencernaan si Kecil, dan digunakan dengan baik mengalami gangguan pencernaan dalam waktu yang lama. Gangguan pencernaan pada bayi baru lahir sebenarnya wajar terjadi, asalkan hanya berlangsung singkat dan tidak mengganggu, artinya pencernaan bayi tergolong makan yang tinggi, dalam masa tumbuh kembangnya, si Kecil memerlukan banyak nutrisi .Jika si Kecil terus merasa lapar dan mengkonsumsi ASI dalam jumlah cukup banyak, dapat menandakan sistem pencernaannya cukup pencernaan bayi sendiri akan mengalami perkembangan dengan sangat pesat pada beberapa bulan usia awal kehidupannya. Tentu, ASI akan jadi makanan terbaik untuk si Kecil. Namun setelah usia 6 bulan, Mama bisa mengenalkannya pada MPASI berupa puree. Tanpa perlu repot, Mama bisa menggunakan alat pembuat puree yang ada di Praktis dan ekonomis, selalu menyediakan yang terbaik untuk Mama.
- Setiap bagian saluran pencernaan memiliki fungsi khusus yang bekerja dalam pengangkutan dan pencernaan makanan yang penting untuk pertumbuhan bayi. Pencernaan pada bayi yang minum Air Susu Ibu ASI memainkan fungsi penting mulai dari penyerapan antibodi pelindung yang melawan bakteri dan virus hingga membangun bakteri usus yang sehat. Dikutip dari Live Strong, saluran pencernaan bayi tidak berfungsi sepenuhnya dan rentan terhadap infeksi. Apa pun yang masuk ke mulut bayi pasti akan masuk ke saluran pencernaannya, yang belum siap untuk melawan bakteri dan patogen lainnya. Dalam enam bulan pertama, sistem pencernaan bayi akan mengalami perubahan besar karena mengembangkan kemampuan untuk menghasilkan enzim untuk mencerna makanan dan antibodi untuk melindungi dirinya sendiri. Selama masa kehamilan, bayi menerima nutrisi dan membuang produk limbah melalui plasenta. Saat lahir, hal ini berubah secara tiba-tiba, yang artinya sistem pencernaan bayi masih belum sempurna. Akibatnya, ia bisa kehilangan hingga 10 persen dari berat badannya di hari-hari pertama hidupnya, saat ia menyesuaikan diri dengan sistem pencernaannya. Begitu bayi mendapat makan pertamanya setelah lahir, sistemnya akan mulai bekerja mencerna susunya dan memecah kotoran menjadi kotoran. Menurut laman Baby Centre, semuanya dimulai pada lima minggu kehamilan, ketika lapisan sel di bagian bawah tubuh embrio bayi menggulung menjadi tabung panjang. Tabung ini akan berkembang menjadi saluran pencernaannya. Sekitar seminggu kemudian, saluran pencernaan awalnya mulai terbentuk menjadi tiga bagian utama, yakni Bagian depan, yang menjadi pipa makanan kerongkongan bayi, lambung, hati, dan pankreas. Usus tengah, yang berisi sebagian besar usus kecilnya dan dua pertiga dari usus besar. Usus belakang, yang berisi sisa usus besar, rektum, dan saluran anus. Infografik SC Sistem Pencernaan Bayi. & Fisiologi Saluran Pencernaan Bayi Berikut ini anatomi pencernaan bayi dari saat makanan masuk ke mulut sampai masuk ke popok bayi dan fungsi-fungsinya yang terjadi di sepanjang waktu seperti dikutip dari situs Very Well Family MulutMulut bayi berperan untuk menerima makanan dan juga tempat dimulainya pencernaan beberapa nutrisi. Beberapa bayi baru lahir mungkin mengalami kesulitan menempel atau masalah yang berkaitan dengan kondisi seperti bibir sumbing atau celah langit-langit. KerongkonganEsofagus ini adalah saluran yang menghubungkan mulut ke perut dan memiliki dua tugas utama mendorong makanan atau cairan dari mulut ke perut dan menghentikan aliran balik, atau refluks, isi perut. PerutLambung ini bertanggung jawab untuk menyimpan makanan yang tertelan, menggabungkan dan menghancurkan makanan, dan mengatur ekskresi isi perut ke dalam duodenum, bagian pertama dari usus kecil. Pencernaan terjadi dalam tiga fase sefalik dimulai oleh saraf vagus ketika seseorang melihat dan mencium bau makanan, lambung disebabkan oleh makanan yang masuk dan dikendalikan oleh gastrin, dan usus diatur oleh hormon yang dilepaskan di usus kecil. Usus halusUsus halus ini adalah organ mirip tabung yang dipisahkan menjadi tiga bagian, yakni duodenum, jejunum, dan ileum. Ini memiliki pekerjaan besar untuk dilakukan karena bertanggung jawab atas pencernaan dan penyerapan nutrisi, vitamin, elemen jejak, cairan, dan elektrolit. Pada dasarnya, makanan asam yang dicerna sebagian dari perut dikombinasikan dengan sekresi dasar dari pankreas, hati dan kelenjar usus. Enzim pencernaan dari sekresi tersebut bertanggung jawab atas sebagian besar proses pencernaan di usus kecil — enzim tersebut memecah protein ASI menjadi asam amino; karbohidrat ASI menjadi glukosa dan monosakarida lainnya; dan lemak ASI menjadi gliserol dan asam lemak. Dinding usus harus sangat kuat untuk menangani pekerjaan yang dilakukannya. Kekuatannya berasal dari fakta bahwa ia memiliki empat lapisan berbeda; serosa, muskularis, submukosa, dan muskosa. Permukaan usus meningkat pesat dengan adanya vili dan mikrovili di mana produk akhir pencernaan diserap. Usus besarKolon melengkung ke atas dari ujung usus kecil, melintasi perut dan turun ke rektum. Ini sebagian besar bertanggung jawab atas penyerapan air dan elektrolit. Dubur"Sfingter O'Beirne" mengatur aliran limbah dari kolon sigmoid ke dalam rektum, yang merupakan tempat penyimpanan produk limbah pencernaan. Sfingter anal internal dan eksternal mengatur aliran kotoran dari rektum. Jadi, bagian-bagian dari sistem pencernaan akan bekerja sama untuk mengambil makanan, mengangkutnya ke dan melalui sistem gastrointestinal GI, memecahnya secara mekanis dan kimiawi, serta menyerap nutrisi, kemudian menghilangkan bahan berlebih sebagai juga 8 Cara Atur Jadwal Bayi dan Balita Jangan Lupa Tetapkan Prioritas Kapan Waktu Tepat Mengenalkan Susu Sapi pada Bayi? Cara Mencegah Masalah Pencernaan dengan Gaya Hidup Sehat - Kesehatan Penulis Dhita KoesnoEditor Agung DH
Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi dengan kehidupan intrauteri Aziz Alimul, 2008. Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologi yang cepat dan hebat. Kelangsungan hidup bergantung pada pertukaran oksigen dan kerbondioksida yang cepat dan teratur. Agar pertukaran efesien, alveolus paru yang semula terisi cairan harus terisi oleh udara Kenneth, 2009. a. Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler berubah bermakna setelah lahir. Nafas pertama bayi, disertai dengan peningkatan distensi kapiler alveolus, mengembangkan paru-paru dan mengurangi restensi pembuluh darah paru terhadap aliran darah paru dari arteri pulmonaris. Tekanan arteri pulmonaris menurun, dan tekanan dalam atrium menurun. Meningkatnya aliran darah paru dari sisi jantung kiri meningkatkan tekanan di atrium kiri, yang menyebabkan penutupan fisiologis dari foramen ovale. Dalam uterus, PO2 janin berukuran 27 mmHg. Setelah lahir, ketika kadar PO2 dalam darah arteri berukuran sekitar 50 mmHg . duktus arteriosus berkonturksi sebagai respons terhadap peningkatan oksigenasi. Kadar hormone prostaglandin E yang bersirkulasi juga memiliki peranan penting dalam penutupan duktus arterious. Selanjutnya, duktus arteiosus akan menutup total dan menjadi ligament Lowdermilk, 2013. 1 Denyut dan Bunyi Jantung Denyut jantung rata-rata berkisar 120-140 denjut/menit, dengan variasi yang tampak jelas saat tidur dan bangun. Saat setelah tangisan pertama, denyut jantung bayi dapat mengalami percepatan 175-180 denyut/jantung. Kisaran denyut jantung pada bayi matur berkisar 85-90 denyut/menit selama tidur dalam dan hingga 170 denyut/menit atau lebih ketika bayi terbangun. Denyut jantung hingga 180 denyut/menit merupakan hal yang biasa ketika bayi menangis. Denyut jantung yang secara konsisten tinggi >170 denyut/menit atau rendah <80 denyut/menit saat bayi baru lahir dalam keadaan istirahat harus dievaluasi kembali dalam 1 jam atau saat aktifitas bayi berubah. 2 Tekanan Darah Tekanan darah TD sistolik rata-rata pada bayi baru lahir berkisar 60 hingga 80 mmHg. Tekanan diastolic rata-rata berkisar 40 hingga 50 mmHg. Tekanan darah meningkat pada hari kedua kehidupan, dengan sedikit variasi yang tampak pada bulan pertama kehidupan. Turunnya TD sistolik 15 mmHg pada 1 jam pertama kehidupan bisa terjadi. Menanggis dan begerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan sistolik. 3 Volume Darah Volume darah pada bayi baru lahir berkisar 80 hingga 85 ml/kgBB. Segera setelah lahir, volume darah total rata-rata sebesar 300 ml, namun volume ini dapat meningkat hingga 100 ml, bergantung pada lamanya waktu sebelum tali pusat diklem dan di potong. 4 Sirkulasi Darah Pada Janin Plasenta tali pusat terletak berada di daerah fundus yang mempunyai permukaan, yaitu permukaan martenal yang menghadap depan dingding Rahim yang berisi kotiledon dan permukaan fetal yang menghadap ke janin bersamaan dengan tali pusat. Fungsi plasenta sebagai media transportasi nutrisi dari plasenta ke janin. Panjang tali pusat normal 45-55 cm. diameter 1-1,5 cm. berat plasenta normal 500 gram. Tali pusat berwarna putih ke abu-abuan, mempunyai pembulu darah 2 arteri dan 1 vena. Pada janin, pembuluh darah vena membawa darah bersih dan pembulu darah arteri membawa darah kotor. b. Sistem Pernafasan Pernafasan pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan didalam. Respirasi pada neonates biasanya pernafasan diagfragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelectasis, dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anerobik Indriyani, 2013. Bernapas pada bayi baru lahir normal pertama kali kemungkinan sebagai akibat dari reflex yang dipicu oleh perubahan tekanan, pajanan terhadap temperature udara yang dinging, bising, dan sensasi lainnya yang berhubungan dengan proses kelahiran. Selain itu kemoreseptor di aorta dan badan karotis memulai reflex neorulogis ketika tekanan oksigen arteri PO2 menurun, tekanan karbondioksida CO2 arteri meningkat, dan pH arteri menurun. Pada sebagian besar kasus, reaksi pernapasan berat terjadi dalam 1 menit setelah lahir, dan bayi melakukan tarikan napas pertama dan menangis. Setelah pernapasan dimulai, periode dari napas periodik yang terdiri dari atas henti napas sementara yang berlangsung kurang dari 20 detik. Periode henti napas lebih dari 20 detik merupakan indikasi proses patologis dan haru dievaluasi secara menyeluruh Lowdermilk, 2013. c. Sistem Hematopoietik Pada bayi baru lahir menunjukan beberapa variasi dari orang dewasa. Kadar sel darah merah dan leukosit berada namun kadar trombosit relatif sama Lowdermilk, 2013. a Sel Darah Merah dan Hemoglobin Saat lahir, kadar rata-rata sel darah merah dan hemoglobin hemoglobin janin bersifat dominan lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Darah tali pusat pada bayi baru lahir matur dapat memiliki konsentrasi hemoglobin 14 hingga 24 g/dl rata-rata17 g/dl. Hematrokit berkisar dari 44 % hingga 64 % rata-rata 55 %. Sel darah merah juga ikut meingkat berkisar dari 4,8 hingga 7,1 juta/mm3 rata-rata 5,14 juta/mm3. Pada akhir bulan pertama, nilai-nilai ini akan menurun dan mencapai kadar rata-rata 11 hingga 17 g/dl dan 4,2 hingga 5,2 juta/mm3 secara berurutan. Kadar darah ini dipengaruhi oleh klem tali pusat yang tertunda, yang akan mengakibatkan peningkatan hemoglobin, sel darah dan hematocrit. b Leukosit Leukosit dengan hitung sel darah putih SDP sekitar sel/mm3 berkisar antara hingga sel/mm3 normal saat lahir. Jumlah leukosit meningkat hingga sampai sel/mm3 selama hari pertama setelah lahir. Leukosit awal yang tinggi pada bayi baru lahir akan menurun cepat, kadar sel/mm3 umumnya dipertahankan selama periode neonatus. c Trombosit Trombosit berkisar antara hingga sel/mm3 dan sama nilainya pada bayi baru lahir dan orang dewasa. Kadar factor II,VII, IX dan X yang ditemukan dihati, menurun selama beberapa hari pertama kehidupan, karena bayi baru lahir tidak dapat menyintesis vitamin K. Namun, kecenderungan pendarahaan pada bayi baru lahir tidak biasa terjadi, dan jika difisiensi vitamin K tidak terhambat, pembentukan bekuan darah darah cukup untuk mencegah perdarahaan. d Golongan Da rah Golonga darah bayi ditentukan secara genetik dan dibentuk pada awal kehidupan janin. Namun, selama periode neonatus, kekuatan aglutinogen yang terdapat pada membrane sel darah merah meningkat perlahan. Sampel darah tali pusat dapat digunakan untuk mengidentifikasi golongan darah bayi dan status resusnya. d. Sistem Termogenik Setelah terjadinya pernapasan dan sirkulasi yang adekuat regulasi panas merupakan hal terpenting untuk kelangsungan hidup bayi baru lahir. Termoregulasi adalah mempertahankan keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas. Bayi baru lahir berusaha untuk menstabilkan temperature inti tubuhnya dalam rentang yang sempit. Hipotermia akibat kehilangan panas berlebih sering terjadi dan berbahaya bagi neonatus. Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas thermogenesis sering kali menyerupai orang dewasa, namun kecenderungan terhadap kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan dingin meningkat pada bayi baru lahir dan menyebabkan bahaya Lowdermilk, 2013. 1 Thermogenesis Mekanisme menggigil untuk memproduksi panas jarang terjadi pada bayi baru lahir. Thermogenesis tanpa menggigil terjadi terutama oleh metabolisme lemak coklat yang khas pada bayi baru lahir, dan juga oleh peningkatan aktivitas metabolic di otak, jantung, dan hati, lemak cokelat terletak di cadang lemak superfisial pada daerah interskapula dan aksila, juga pada cadangan lemak dalam pada pintu masuk toraks, sepanjang kolumna veterba dan sekitar ginjal. Lemak coklat memliki suplai pembuluh darah dan saraf yang lebih kaya dibandingkan dengan lemak biasa. Panas yang di produksi oleh akativitas metabolic lemak dalam lemak cokelat dapat menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas sebesar 100%. Cadangan lemak cokelat, umumnya terdapat hingga beberapa minggu setelah lahir, dan habis dengan cepat akibat dingin. Jumlah cadangan lemak coklat meningkat seiring dengan usia kehamilan. Bayi baru lahir matur memiliki cadangan lemak yang lebih banyak dibandingkan bayi premature. 2 Kehilangan Panas Kehilangan panas pada bayi baru lahir tejadi melalui empat cara berikut Lowdermilk, 2013. a Konveksi Konveksi adalah perpindahan aliran panas dari permukaan tubuh ke udara lingkungan yang lebih dingin. Oleh karena dapat terjadi kehilangan panas akibat konveksi, temperature lingkungan dalam kamar perawatan bayi dipertahankan pada suhu sekitar 24o C, dan bayi baru lahir pada tempat tidur bayi yang terbuka harus diselimuti untuk melindungi mereka dari dingin. b Radiasi Radiasi adalah hilangnya panas dari permukaan tubuh menuju permukaan padat yang lebih dingin, tidak dengan kontak langsung, namun pada jarak yang relative dekat. Untuk mencegah kehilangan panas ini, tempat tidur bayi dan meja periksa ditempatkan jauh dari jendela. c Evaporasi Evaporasi adalah kehilangan panas yang terjadi ketika cairan dikoveksi menjadi uap. Pada bayi baru lahir, kehilangan panas oleh evaporasi terjadi sebagai akibat dari penguapan kelembaban pada kulit. Kehilangan panas ini dapat diakibatkan karena kesalahan teralu cepat mengeringkan bayi baru lahir atau melalu pengeringan bayi yang terlalu lambat setelah di mandikan. Semakin kurang matur bayi baru lahir tersebut, semakin berat kehilangan panas melalu evaporasi yang akan terjadi. Kehilangan panas melalui evaporasi adalah kehilangan panas yang tidak disadari, merupakan penyebab kehilangan panas yang paling penting pada beberapa hari pertama kehidupan. d Konduksi Konduksi adalah hilangnya panas dari permukaan tubuh kepada permukaan yang lebih dingin dengan kontak langsung. Ketika masuk kedalam ruang perawatan bayi, bayi baru lahir ditempatkan dalam tempat tidur hangat untuk meminimalkan kehilangan panas. Timbangan yang digunakan untuk menimbang bayi baru lahir harus dilapisi kain pelindung untuk meminimalkan kehilangan panas secaa konduksi. 3 Regulasi Temperatur Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas pada awalnya kurang dibandingkan pada orang dewasa. Bayi baru lahir memiliki rasio permukaan tubuh terhadap berat badan massa yang lebih besar dibandingkan pada anak dewasa. Posisi fleksi pada bayi baru lahir membawa melindungi dari kehilangan panas karena mengurangi jumlah permukaan tubuh yang terpajan pada lingkungan. Bayi juga dapat mengurangi kehilangan panas dari dalam melalui permukaan tubuh dengan konstriksi pembuluh darah perifer. Stress dingin mempengaruhi kebutuhan metabolic dan fisiologis pada semua bayi, tanpa dipengaruhi usia kehamilan, dan kondisi. Pada bayi yang mengalami stress dingin, konsumsi oksigen dan energy dialihkan dari mempertahankan fungsi otak dan jantung yang normal serta pertumbuhan kepada thermogenesis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. e. Sistem renal Pada usia kehamilan matur, ginjal menempati sebagian besar dari dinding abdomen posterior. Kandung kemih terletak di dekat dinding abdomen anterior dan merupakan organ abdomen dan organ panggul. Pada bayi baru lahir hampir seluruh masa yang teraba pada abdomen berasal dari ginjal. Sejumlah kecil urin sekitar 40 ml biasa terdapat dalam kandung kemih bayi matur saat lahir. Frekuensi berkemih bervariasi dari 2 hingga 6x/hari. Selama hari pertama dan kedua kehidupan dan dari 5 hingga 25x sehari setelahnya. Sekitar 6 hingga 8x berkemih per hari dengan urine berwarna kuning pucat merupakan penanda asupan cairan yang adekuat setelah 3-4 hari pertama. Umumnya, bayi matur berkemih 15-60 ml urine/kgBB/hari. Bayi matur memiliki kapasitas yang terbatas untuk mengonsentrasi urine, oleh karena itu, berat jenis urine dapat berkisar antara 1001 hingga 1020. Kemampuan untuk mengonsentrasi urine dengan baik baru didapatkan sekitar usia 3 bulan. Setelah berkemih pertama kali, urine bayi akan tampak keruh dikarenakan kandungan mukus dan memiliki berat jenis yang lebih tinggi. Kadar ini menurun dengan peningkatan asupan cairan. Urine normal selama masa bayi awal umumnya berwarna kuning bening dan hampir tidak berbau Lowdermilk, 2013. Keseimbangan cairan dan elektrolit Sekitar 40% dari berat badan bayi baru lahir terdiri atas cairan ekstraselular. Setiap harinya, bayi baru lahir mengambil dan mengeluarkan sekitar 600-700 ml cairan, yang merupakan 20% dari cairan tubuh total atau 50% dari cairan ekstraselular. Laju filtrasi glomerolus pada bayi baru lahir sekitar 30% hingga 50% dari orang dewasa. Laju filtrasi yang lebih rendah ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk mengeluarkan nitrogen dan produk sisa lainya dari darah. Namun, protein yang di konsumsi oleh bayi baru lahir hampir seluruhnya di metabolisme untuk pertumbuhan. f. Sistem gastrointestinal Bayi baru lahir matur mampu untuk menelan, mencerna, memetabolisme dan menyerap protein, karbohidrat sederhana dan lemak pelarut. Selain dari enzim amilase pankreas, enzim-enzim khas dan cairan-cairan pencernaan terdapat pada neonatus, bahkan yang dengan berat lahir rendah. Pada bayi yang terhidrasi dengan adekuat, membran mukosa mulutnya lembap dan berwarna pink. Palatum lunak dan keras utuh. Adanya mukus dalam jumlah sedang hingga banyak umum terjadi pada beberapa jam pertama setelah lahir. Area kecil berwarna keputihan mutiara Epstein dapat di emukan pada sisi gusi dan pada persambungan dari palatum lunak dan keras. Pipih berbentuk bulat penuh di karenakan bantalan penghisap yang berkembang dengan baik. Bantalan ini, seperti tuberkel labia kalus penghisap pada bibir atas, menghilang sekitar usia 12 bulan, ketika periode menghisap berakhir. Walaupun gerakan menghisap dalam uterus telah direkam oleh ultrasound, gerakan ini tidak terkoordinasi dengan proses menelan pada semua bayi yang lahir sebelum usia 32 hingga 33 minggu gestasi. Gerakan menghisap pada bayi baru lahir dilakukan dengan isapan-isapan kecil sebanyak 3 atau 4 hingga 8 sampai 10 isapan pada satu waktu, dengan waktu berhenti yang singkat diantara isapan. Gigi mulai tebentuk di dalam uterus, dengan pembentukan email berlanjut hingga sekitar usia 10 tahun. Bakteri tidak terdapat pada saluran pencernaan bayi saat lahir. Bising usus umumnya dapat terdengar sesaat setelah lahir. Kapasitas lambung bervariasi dari 30 hingga 90 ml, bergantung pada ukuran bayi. Waktu pengosongan lambung sangat bervariasi beberapa faktor yang dapat memengaruhi pengosongan lambung seperti waktu dan volume dari pemberian makanan atau jenis dan temperatur makanan. Sfingter jantung dan kontrol saraf pada lambung belum matur, sehingga terkadang regurgitasi dapat terjadi. Regusgitasi selama hari pertama atau kedua kehidupan dapat dikurangi dengan menghindari pemberian makanan berlebih, dengan membuat bayi bersendawa, dan dengan memosisikan bayi dengan kepala sedikit terangkat. 1 Pencernaan Kemampuan bayi untuk mencerna karbohidrat, lemak atau protein di regulasi oleh adanya beberapa enzim. Sebagian besar enzim-enzim ini berfungsi saat lahir. Pengecualian pada amilase, yang di produksi oleh kelenjar saliva setelah kurang lebih usia 3 bulan dan oleh pankreas sekitar usia 6 bulan. Pengecualian lainya adalah livase, yang juga disekresikan oleh pankreas enzim ini di perlukan untuk mencerna lemak. 2 Tinja Saat lahir, usus bagian bawah berisi mekonium. Mekonium dibentuk selama kehidupan janin dari cairan amnion dan kontituennya, sekresi usus meliputi bilirubin, dan sel-sel yang luruh dari mukosa. Mekonium berwarna hitam kehijauan dan kental serta mengandung darah samar. Mekonium pertama yang di keluarkan biasanya steril, namun mengandung bakteria. Mayoritas bayi matur yang sehat mengeluarkan mekonium dalam 12 hingga 24 jam pertama kehidupan, dan hampir semua bayi mengalaminya dalam 48 jam pertama Blackburn, 2007. g. Sistem hepatic Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat gestasi. Pada bayi baru lahir, hati dapat di palpasi sekitar 1cm di bawah batas iga kanan karena hati membesar dan menempati sekitar 40% dari rongga abdomen. 1 Penyimpanan besi Hati janin, yang berperan sebagai tempat produksi hemoglobin setelah lahir, mulai menyimpan besi dalam uterus. Cadangan besi pada bayi proporsional terhadap hemoglobin total tubuh dan lamanya gestasi. Saat lahir, bayi matur memiliki cadangan besi yang cukup untuk 4 hingga 6 bulan. 2 Metabolisme karbohidrat Saat lahir, bayi baru lahir dipisahkan dari suplai glukosa ibu, akibatnya bayi baru lahir memiliki kadar glukosa serum awal yang menurun. Peningkatan kebutuhan energi, penurunan pelepasan glukosa oleh hati dari cadangan glikogen, peningkatan volume sel darah merah, dan peningkatan ukuran otak pada bayi baru lahir akan berperan dalam menyebabkan abisnya simpanan glikogen dalam 24 jam pertama setelah lahir. Pada sebagian besar bayi baru lahir matur yang sehat, kadar glukosa darah stabil pada 50 hingga 60 mg/dl selama beberapa jam pertama setelah lahir. Pada hari ketiga kehidupan, kadar glukosa darah harus berkisar antara 60 dan 70 mg/dl. Inisiasi pemberian makan membantu stabilisasi kadar glukosa darah bayi baru lahir. 3 Jaundis Jaundis merupakan manifestasi pigmen bilirubin dalam jaringan tubuh. Jaundis umumnya tidak terlihat hingga kadar bilirubin mencapai 5 mg/dl. Semua jaundis yang terlihat dalam 24 jam pertama kehidupan atau jaundis menetap 7 hingga 10 hari membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap penyebabnya karena hal ini menunjukan adanya proses patologis yang mendasarinya. 4 Koagulasi Faktor-faktor koagulasi, yang disintesis dihati, diaktivasi oleh vitamin K. Kurangnya bakteri usus yang diperlukan untuk menyintesis vitamin K menyebabkan defisiensi koagulasi darah sementara antara hari ke 2 hingga hari ke 5 kehidupan. Penggunaan vitamin K intramuskular sesaat setelah lahir membantu mencegah masalah pembekuan darah Lowdermilk, 2013. h. Sistem imun Sel yang memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak awal kehidupan janin; namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah lahir. Selama 3 bulan pertama kehidupan, bayi matur yang sehat terlindungi oleh imunitas pasif yang di dapat dari ibu; namun, status ini bergantung pada pajanan ibu sebelumnya terhadap anti gen dan respons munologinya. Imunoglobulin A IgA yang memproteksi membran menghilang dari saluran pernapasan dan saluran kemih, dan bila bayi tidak menyusui, IgA juga menghilang dari saluran cerna. Bayi mulai menyintesis IgG, dan sekitar 40% dari kadar pada orang dewasa dicapai pada usia 1 tahun. Sejumlah besar IgM diproduksi saat lahir, dan kadar dewasa di capai pada usia 9 bulan. Produksi IgA, IgD, dan IgE lebih bertahap dan kadar maksimal belum di capai hingga masa kanak-kanak awal. Bayi yang disusui menerima imunitas pasif yang banyak melalui kolostrum dan ASI. Lowdermilk, 2013. i. Sistem integumen Semua struktur kulit sudah terbentuk saat lahir. Epidermis dan dermis berikatan longgar dan sangat tipis. Verniks kaseosa subtansi keputihan, seperti keju berfungsi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Bayi matur memiliki warna kulit erimatosa kemerahan selama beberapa jam setelah lahir, selanjutnya akan berubah menjadi warna normal. Kulit sering kali terlihat bercak-bercak, terutama pada ekstremitas. Tangan dan kulit terlihat sedikit sianosis akrosianosis, yang disebabkan oleh instabilitas vasomotor dan stasis kapiler. Akrosianosis normal terjadi dan hanya timbul sementara selama 7 sampai 10 hari, terutama dengan pajanan terhadap dingin. Rambut lanugo yang tipis dapat ditemui didaerah muka, bahu dan punggung. 1 Kaput succedaneum